Primer merupakan sekuen DNA berukuran pendek antara 17-28 nukleotida (bisa juga memiliki panjang <17atau >28), yang berperan dalam mengawali proses sintesis DNA yang dikatalisis oleh enzim DNA polimerase. Peran primer pada sintesis DNA secara in vitro melalui teknik PCR serupa dengan tugas primer pada proses sintesis DNA di dalam sel (replikasi DNA). Sekuen oligonukleotida primer menjadi sangat vital karena enzim DNA polimerase, tidak mampu mengawali proses sintesis utas DNA baru tanpa adanya primer.
Untuk mendapatkan produk sintesis DNA yang benar dan tepat, maka sekuen primer yang digunakan harus benar-benar dipilih dengan tepat. Pemilihan primer akan mempengaruhi kualitas produk PCR. Berikut ini beberapa peraturan umum dalam memilih suatu primer yang baik (Sumber: Rychlik,1993; bioweb.uwlax.edu):
- Primer tidak membentuk PRIMER-DIMER (antar primer saling menempel sendiri karena susunan nukleotidanya komplemen).
Self-dimer (Primer Dimer): |
- Primer tidak membentuk SELF-COMPLEMENTARY (di dalam satu primer terdapat susunan nukletida yang komplemen sehingga terbentuk ikatan hidrogen
www.atdbio.com |
- Primer tidak terlalu panjang atau pendek. Primer yang terlalu pendek akan memudahkannya menempel di banyak tempat pada DNA cetakan. Primer yang terlalu panjang akan menyulitkannya menempel pada DNA cetakan.Untuk target produk PCR berukuran <500 bp gunakan primer berukuran 16-18 nukleotida. Untuk produk PCR yang panjang gunakan primer dengan panjang 24 nukleotida.
- Gunakan primer yang memiliki susunan nukleotida yang unik. Primer dengan susunan nukleotida AAAAAAA atau AAACCCGGG tidak unik. Primer dengan susunan nukleotida ACGTCGCTAGCGATCGCATGCCAGTC unik.
- Komposisi G+C primer berkisar 40-60%. Beberapa sumber menyebutkan 50-60%. Primer yang memiliki komposisi AT tinggi akan menyebabkan terbentuknya ikatan hidrogen yang lebih lemah dengan DNA cetak.
- Primer memiliki Tm berkisar 55-80 oC.
- Ujung 3' primer seharusnya mengandung basa C atau G untuk memudahkannya menempel atau membentuk ikatan hidrogen yang lebih kuat dengan pasangan basa pada DNA cetakan.